Bandar Lampung — Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal membuka Training Raya Tingkat Nasional Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung di Gedung Balai Keratun Lantai 3, Sabtu (25/10/2025).
Kegiatan tersebut mengangkat tema “Transformation of Thought, Collaboration of Character Acceleration, Intellectual Capacity and Islamic Spirituality to a Nation Challenge” yang mencerminkan semangat membangun karakter, intelektualitas, dan spiritualitas kader muda dalam menjawab tantangan bangsa.
Dalam sambutannya, Gubernur menyampaikan apresiasi kepada HMI yang selama puluhan tahun konsisten menjadi wadah pembentukan generasi muda beriman, berilmu, dan berintegritas tinggi. Ia menyebut HMI sebagai kawah candradimuka yang melahirkan kader tangguh dan berkontribusi besar dalam kehidupan sosial, politik, dan keilmuan di Indonesia.
“HMI didirikan sebagai organisasi pembentuk kader yang beriman dan berilmu. Nilai inilah yang membuat HMI tetap eksis hingga kini dan mampu melahirkan tokoh-tokoh penting bangsa,” ujar Gubernur Mirza.
Menurutnya, kebahagiaan, kejayaan, dan kesuksesan sejati hanya dapat diraih melalui amal agama yang sempurna sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW. Ia menekankan, pondasi keimanan menjadi dasar utama bagi kemajuan di bidang ekonomi dan pembangunan bangsa.
“Kalau agama dibenahi, maka ekonomi dan urusan lainnya akan berjalan baik. Karena itu, setiap kader HMI harus menjadikan iman sebagai fondasi dalam berkiprah di bidang apa pun,” tegasnya.
Gubernur Mirza juga menjelaskan bahwa pemerintah saat ini tengah mendorong transformasi ekonomi dari sistem trickle down economy menuju bottom up economy atau pembangunan ekonomi yang berawal dari desa. Hal ini bertujuan agar kesejahteraan tidak hanya terpusat di kota besar, melainkan merata hingga ke pelosok.
“Selama ini 70 persen perputaran uang ada di kota, hanya 30 persen di daerah. Pemerintah sekarang berupaya membalik sistem itu dengan memperkuat ekonomi desa, seperti menjaga harga gabah, padi, dan jagung agar pendapatan petani meningkat,” jelasnya.
Ia mencontohkan, kenaikan harga komoditas utama seperti jagung dan padi mampu meningkatkan pendapatan petani hingga dua kali lipat. Namun, menurutnya, tantangan terbesar saat ini bukan pada potensi ekonomi, melainkan pada kualitas sumber daya manusia di desa.
“Uang sudah mengalir ke desa, tetapi kualitas SDM belum ikut meningkat. Karena itu, inovasi dan kreativitas harus terus dikembangkan agar desa tidak hanya menghasilkan bahan mentah, melainkan juga produk bernilai tambah,” ujarnya.
(Dinas Kominfotik Provinsi Lampung).

 
 
 
Tidak ada komentar:
Write komentar