Pesisir Barat - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pesisir Barat berkomitmen untuk segera menangani keluhan para petani di Pekon Gedau, Kecamatan Pesisir Utara, terkait rusaknya irigasi dan abrasi yang mengancam lahan persawahan yang ada di sini
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Pesisir Barat, Euis Agustina, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung keadaan lapangan untuk mengukur kerusakan yang terjadi.
Ia memastikan penanganan terhadap kerusakan irigasi dan abrasi tersebut akan segera diajukan untuk direhabilitasi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten maupun Provinsi.
Euis juga menyampaikan pihaknya akan berusaha mengajukan bantuan pembangunan melalui jalur lain, seperti usulan kepada kementerian terkait. Ia berharap masyarakat bersabar dan menunggu proses pengajuan, karena hal ini memerlukan tahapan yang cukup panjang.
Sebelumnya diberitakan, kerusakan irigasi yang parah mengancam sekitar sepuluh hektare lahan sawah di Pekon Gedau. Selain itu, abrasi yang terus mengikis pinggiran Sungai Way Batu Raja semakin memperburuk kondisi, mengancam lahan pertanian yang berada di dekatnya.
Menurut keterangan salah satu petani Mashut masalah ini menjadi keluhan para petani sejak tahun 2021, hingga kini belum ada tindakan nyata dari pemerintah untuk mengatasi irigasi serta erosi akibat banjir kekhawatirannya karena sawah yang ia garap hampir tergerus oleh banjir, terutama di tengah cuaca yang sedang ekstrem.
Mashut menambahkan dengan bertani, dirinya dapat mencukupi kebutuhan keluarga, namun jika lahan pertaniannya hancur, maka seluruh kehidupannya akan musnah.
Di sisi lain, Peratin Pekon Gedau, Nusirwan, mengungkapkan bahwa pihaknya telah beberapa kali meminta bantuan kepada pemerintah daerah, namun hingga kini belum ada tindak lanjutnya
Untuk menanggulangi masalah ini petani setempat juga sudah berulang kali melakukan swadaya dengan membangun saluran air menggunakan paralon untuk mengairi sawah mereka. Namun, saluran air tersebut tidak bertahan lama, sehingga tidak mampu mengatasi masalah irigasi yang ada.
Dengan adanya abrasi yang terus memperburuk kondisi, Nusirwan sangat berharap agar pemerintah dapat segera turun tangan menangani masalah ini.
"Kondisi ini semakin mendesak, mengingat banyaknya petani yang bergantung pada hasil pertanian mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ungkapnya. (Ali Yubsir).
Tidak ada komentar:
Write komentar